Elon Musk sebagai pendiri Tesla berencana untuk memutus hubungan kerja atau PHK kepada 10 ribu karyawannya. Keadaan ekonomis yang tidak kunjung membaik menjadi sebuah alasan mengapa ia melakukan hal tersebut.
Dikutip dari CNN Business, Kamis (23/6), Elon dengan tegas mengungkapkan ingin memangkas 10% dari karyawan Tesla. Hal itu ia ungkapnya melalui email ke jajaran eksekutif.
Menurut laporan dari SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat), pada tahun kemarin, Tesla sudah mempekerjakan sebanyak 100 ribu karyawan di semua cabang perusahaannya yang ada di seluruh dunia.
Sebelum pengumuman, Elon juga sempat memberi isyarat jika perusahaannya tidak akan melakukan perekrutan kembali di seluruh dunia. Padahal, yang seperti kita tahu jika Tesla mempunyai sebanyak 5.000 lowongan pekerjaan yang ada di LinkedIn, baik untuk penjual mobil yang terletak di Tokyo sampai ilmuwan pembelajaran mendalam yang ada di Palo Alto.
Keputusannya tersebut muncul akibat kecemasan Elon akan perkembangan ekonomi Amerika Serikat yang dianggapnya semakin memburuk. Walaupun begitu, permintaan akan mobil Tesla dan juga kendaraan listrik yang lainnya hingga saat ini masih berdiri tegak di tengah keadaan tersebut.
Tesla sendiri mempunyai dua jenis pegawai, yaitu pegawai bergaji yang memperoleh gaji setiap bulannya dan pegawai yang ia bayar per jamnya sesuai dengan lamanya ia bekerja.
Tetapi, Tesla sedang mengalami kesulitan untuk bangkit lagi memproduksi mobil di pabriknya yang ada di Shanghai sesudah pembatasan aktivitas karena virus Covid-19 yang memaksa diberlakukannya pemadaman listrik di pabrik karena biayanya yang mahal.
Pernyataan Elon tentang peluang terjadinya resesi dan akibatnya pada pembuat otomotif mempunyai efek yang sangat besar di sektor industri otomotif.
Sentimennya juga memperlihatkan prediksi yang dibuat dari analisis kelas atas, seperti Presiden Goldman Sachs (GS) yaitu John Waldron dan Jamie Dimon sebagai CEO JPMorgan Chase (JPM). “Badai yang ada di luar sana, tepatnya ada di depan kita,” ungkap Dimon minggu ini.
Inflasi yang terjadi di Amerika Serikat sekarang berada di level paling tinggi pada 40 tahun belakangan ini dan sudah menyebabkan lonjakan biaya hidup di Amerika Serikat. Lalu, bank AS atau The Fed juga masih berusaha untuk memadamkan permintaan guna menekan inflasi supaya tidak terjadi resesi.
Sebelumnya, Elon juga memerintahkan kepada seluruh pegawainya untuk berhenti kerja atau resign di perusahaannya bila tidak ingin bekerja di kantor. Sebab sekarang Covid-19 sudah mulai mereda, tidak seperti dahulu yang mengharuskan pegawai bekerja dari rumah saja.
Selain itu, ia juga meminta pegawainya agar tidak bekerja lagi di rumah atau WFH (Work From Home). Perintah dari Elon tertulis dengan jelas di email internal yang ia kirim ke staf eksekutif Tesla.
Menurutnya karyawan wajib bekerja di kantor bukan di tempat yang tidak ada kaitannya dengan tugas wajibnya menjadi karyawan Tesla. Hal tersebut dilakukan agar interaksi antar karyawan dapat terjalin dengan rutin. Sebab jika bekerja dari rumah saja, interaksi antar pegawai tidak bisa terjalin dengan baik.
Biasanya para pegawai merasa malas untuk berinteraksi dengan pegawai lainnya sebab merasa sudah terlalu sibuk bekerja dari rumah dan tidak sempat untuk berinteraksi. Hal tersebutlah yang bisa mengakibatkan kurang produktifnya perusahaan yang berakhir penurunan kinerja perusahaan.
Tidak hanya karyawan Tesla, Elon juga sedang disibukkan dengan para pegawai Twitternya. Hal tersebut wajar sebab Elon sedang pada proses mengambil alih platform sosial media berlogo burung tersebut.
Di tengah-tengah proses tersebut, muncullah isu yang cukup meresahkan seluruh pegawai Twitter. Marena sempat bertanya-tanya dengan proses akuisisi ke CEP Twitter yaitu Parag Agrawal. Tentu saja para pegawai merasa cemas sebab takut jika tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaan.
Elon sendiri sudah bertemu dengan para pegawai Twitter di Kamis (16/6) waktu setempat. Tetapi, mengutip CNN, Elon juga sudah hadir ke pertemuan itu.
Pertemuan tersebut membahas tentang berbagai poin dengan para pegawai Twitter. Mulai dari nasib PHK pegawai sampai kebebasan konten untuk pengguna Twitter. Selain itu, di acara tersebut juga, Elon terlihat mencoba meyakinkan pegawai mengenai niatnya untuk meneruskan kesepakatan untuk mengakuisisi.
Elon juga mengungkapkan berbagai rencana ambisinya untuk perusahaan, termasuk dengan menumbuhkan basis para pengguna aktif Twitter, lebih dari 200 juta menjadi sekitar satu miliar orang.
Nah, itu dia ulasan tentang imbas ekonomi lesu yang berdampak pada perusahaan Tesla. Ekonomi perusahaan yang memburuk bisa berimbas ke seluruh pegawai. Untuk itu, di masa ekonomi yang sulit ini kita semua harus bisa mempertahankan perusahaan dengan sebaik-baiknya. Semoga ulasan di atas bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda, ya!