PBB atau Perserikatan Bangsa Bangsa sudah mengeluarkan warning atau peringatan mengenai ancaman terjadinya krisis pangan di dunia. Di mana krisis bangun ini memang tengah mengancam seluruh negara yang ada di dunia termasuk Indonesia.
Kondisi tersebut tidak cuma disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan produksi pangan, namun juga dikarenakan pasokan untuk pangan yang terganggu.
Penyebab terjadinya gangguan akan produksi pangan ini disebabkan oleh perubahan iklim, contohnya curah hujan yang tidak normal sehingga membuat banyak lahan pertanian menjadi tergenang oleh banjir. Karena hal tersebutlah akhirnya membuat produksi pangan menjadi menurun.
Tidak hanya itu saja, ada begitu banyak negara yang sebenarnya saling bergantung untuk hal pasokan kebutuhan pokok, dari mulai sorgun, jagung, gandum hingga beras. Selain masalah iklim tentunya peperangan antara dua negara yaitu Rusia dan Ukraina juga menjadi salah satu penyebab kenaikan dari harga minyak dunia serta pangan.
Dampak dari krisis pangan
Tentunya hal-hal tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan kepada negara-negara yang ada di dunia. Khususnya negara yang saat ini tengah dilanda oleh krisis pangan seperti Brazil. Bila kamu perhatikan negara ini sekarang dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Sebab sebagai salah satu produsen pangan terbesar Amerika Latin, sekarang Brazil sedang mengalami rawan pangan.
Dari hasil survei yang dirilis oleh Getulio Vargas Foundation, mereka membenarkan bahwa Brazil saat ini masuk dalam kategori krisis. Mereka menemukan jika 36% dari penduduk Brazil tidak mampu untuk membeli makanan bagi keluarganya pada tahun 2021, angka tersebut terbilang tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2019.
Selain Brazil negara Sri Lanka juga termasuk salah satu negara yang saat ini sedang krisis pangan, Hal ini dikarenakan Sri Lanka sedang berjuang untuk mengatasi kondisi ekonomi mereka yang terancam bangkrut di mana keadaan ini tentu sangat berdampak kepada kehidupan masyarakatnya.
Lalu bagaimana dengan negara kita? Untuk masalah pangan negara Indonesia perlu membuat suatu kebijakan komunitas pangan atau reorientasi dengan menggencarkan masyarakat akan kemandirian pangan juga pemberdayaan para petani.
Presiden Jokowi sendiri sudah sejak awal pemerintahannya membuat program swasembada yang menjadikan beberapa bahan pangan pokok sebagai prioritas seperti padi, jagung dan juga kedelai. Beliau memberikan target bahwa swasembada tersebut bisa dicapai hanya dalam waktu 3 tahun.
Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah
Pemerintah telah memperingatkan ancaman menjulang krisis pangan dunia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan petani, untuk berpartisipasi dalam penanggulangan krisis. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan stok gabah dalam negeri.
Presiden Jokowi juga mengingatkan semua pihak untuk memperhatikan pangan, karena ketidakpastian pasokan pangan di pasar global terus meningkat. Misalnya, pada Januari 2022, hanya tiga negara yang menghentikan ekspor pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sementara itu, jumlah negara yang menghentikan ekspor pangan meningkat menjadi 23 negara pada pertengahan Juni 2022, karena masing-masing negara berupaya menjaga stok pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Terkait ancaman krisis pangan ini, merdeka.com berikut akan merangkum berbagai langkah pencegahan yang disiapkan pemerintah Jokowi.
-
Menghimbau untuk masyarakat ikut turun tangan dengan bercocok tanam
Presiden Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menanam beragam jenis tanaman pangan di lahan terlantar untuk memitigasi akan dampak negatif dari tekanan rantai pasok komoditas pangan di pasar global.
Ia mengimbau masyarakat untuk menanam tanaman pangan cepat tumbuh seperti singkong atau jagung. Dengan mempunyai sumber produksi pangan sendiri, masyarakat akan memiliki ketahanan pangan, terlindung dari tekanan penyediaan produk pangan ke pasar global.
-
Mempersiapkan alternatif pangan
Presiden Jokowi mengatakan ketika dunia saat ini menghadapi ancaman tentang krisis pangan tentunya perlu ada wacana guna memanfaatkan bahan pangan alternatif. Karenanya Jokowi juga memberikan perintah kepada seluruh para pemerintah daerah guna memastikan bila luas lahan yang bisa digunakan menanam sorgum.
-
Mengamankan diversifikasi, efisiensi dan suplai
Airlangga Hartato selaku menteri koordinator perekonomian menyampaikan, jika Indonesia saat ini tengah berkonsentrasi pada ketersediaan pangan di dalam negeri. Apalagi jika mengingat ada 24 negara lain yang melarang ekspor produk pangan, walaupun demikian ada 7 diantaranya sudah melakukan relaksasi.
Menko memaparkan ada tiga kunci yang bisa dilakukan oleh pemerintah guna mewujudkan ketersediaan bahan pangan yaitu dengan mengamankan suplai, melakukan efisiensi dan diversifikasi pangan.
Menko juga menyampaikan bila salah satu sektor pangan yang harus ditingkatkan dan digenjot, yaitu produksi pertanian serta kelautan. Sehingga nantinya Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan protein.
Nah, demikianlah tadi informasi mengenai krisis pangan yang saat ini sedang mengancam dunia termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri juga bukannya diam saja mengenai masalah ini, bahkan Presiden Jokowi sendiri juga memberikan masukan dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk ikut ambil bagian supaya krisis ini bisa terlewati dengan baik.